Opini Perjalanan
Seminggu kemarin, dengan niat awal untuk
mengikuti sebuah kelas digital saya mengulang kembali perjalanan saya menuju
kota denpasar, yang sebelumnya saya pernah kesasar ketika hendak kembali ke
singaraja dengan modal feeling doang
! hehe..
Tidak jarang pengalaman tersebut membuat
orang mengatakan saya terlalu berani, terlalu nekad dengan segala yang ingin
saya lakukan, bahkan membuat orang tertawa terpingkal – pingkal dengan hanya
mendengarnya saja. Tentang perjalanan kemarin aku akan bercerita.
Kiranya tanggal 10 Agustus Kemarin saya berangkat dari singaraja menuju
denpasar, jarak dengan rute tercepat
singaraja-denpasar sekitar 2 jam kurang dan lebih tergantung kecepatanmu. Jam setengah
satu saya saat itu sampai di mengwi karena sempat kehujanan di wanagiri dan
berteduh sejenak di bawah tenda display motor H*nda bersama seorang pengantar
barang. Setelah merasa cukup berkebas kebas tangan dan peregangan saya
memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju pasar kumba sari, pasar
kumbasari ini pasar seni yang cukup terkenal di Bali.
Sesampainya di sana saya menuju
lantai 3 di mana kios bude saya berada 1 tante, lebih
tepatnya saya berada di Shvan Art Shop nama usaha milik Bude Saya, tiap harinya
selalu ada bule yang datang, baik itu hanya lewat atau melihat – lihat dan
akhirnya membeli, jujur saja saya sedikit grogi, saya takut jika saya
menggunakan jilbab akan membuat para bule berpandangan bahwa saya seorang
teroris dan lagi saya takut membuat kios bude saya sepi dengan bule. But ternyata
saya salah, bule ternyata kurang peduli dengan hal yang saya pribadi khawatirkan,
tidak semua bule seperti itu, pernah datang sepasang suami istri yang Bule,
mereka berkeliling di sekitar kios bude saya, namun mungkin karena mereka
mengerti dan merasa tidak nyaman dengan harga tinggi yang di tawarkan, bude
saya langsung datang dan mencoba menawarkan dan memberi mereka kartu nama,
kemudian sepasang suami istri itu pun pergi..
Beberapa hari
kemudian bude mendapat pesan melalui whatsapp, yang mengajaknya untuk bertemu
untuk keperluan bisnis, yang tenyata adalah ajakan dari bule yang waktu itu
datang ke kios. Rasanya sangat senang mendengarnya bahwa bude saya kembali
mendapat customer, hari itu juga sekitar 100 kipas batik ukuran besar ludes
terbeli dan si bule meminta untuk bertemu sekalian mengantarkan pesanannya,
alhasil sepulang menjaga toko kami pergi menuju Hotel Coast di Sanur, ini
mungkin pertama kalinya saya masuk ke sebuah hotel mewah, bersih dan sangat
nyaman. Identik dengan warna putih dan biru yang sangat menentramkan hati. Silang
beberapa waktu bule yang kami tunggu pun datang dan menyuruh kami untuk masuk
kedalam kamar hotel mereka., sangat bagus, saya terkagum – kagum dibuatnya,
awalnya si bule sempat membawakan kami sebuah minuman, namun ketika melihat ke
arah saya mereka mengatakan “ Oh ya, Tidak Boleh “ * dalam bahasa inggris, saya
pun tersenyum dan dia kembali menuju Kulkas dan memberikan kami Jus Kotak
Jeruk.
Transaksi di selingi percakapan berjalan dengan asyik dan
nyaman antara bude dan sepasang suami istri bule tersebut. Mereka banyak
bercakap cakap dan saya terdiam cukup
lama sambil tersenyum ketika mengerti beberapa percakapan mereka, oh.. ya
ternyata sepasang suami istri bule ini berasal dari Argentina, mereka datang ke
indonesia untuk membeli Barang Barang Lokal, awalnya saya kira mereka membeli
barang barang yang unik, mungkin seperti patung atau apalah itu. Namun di luar
dugaan. Yang mereka beli ternyata adalah topi tani, saya sangat terperanjat,
kaget.. sekaligus bertanya – tanya. “ kenapa ?” , mereka pun menjelaskan
mengapa membeli, mereka menjawab “ saya suka, produk ini sangat bagus untuk
melindungi kepala saya ketika di musim panas di negara saya “ saat itu otak
saya berfikir, bule saja sangat menghargai buatan lokal penganyam topi tani
ini, tapi malah bangsa ini sendiri merasa malu hanya karena notabenenya topi
ini topi petani, rasanya saya seperti tertampar karena kurang peduli dengan
karya bangsa sendiri. Tak hanya itu si bule juga mengajak kami berdiskusi
banyak hal, salah satu nya kata stella ketika mengetahui nama usaha bude saya
itu menggabungkan nama bude dan nama suami, dan stella mengatakan bahwa hal itu
tidak lazim di lakukan di negaranya, menyematkan nama suami di dalam nama, stella mengatakan itu tidak boleh karena
tidak menghargai Ayah, seharusnya nama ayah yang di sematkan kedalam nama bukan
nama suami, sebenarnya tentang ini saya pernah mendengarnya. Dan saya sangat
senang ternyata tidak semua orang luar acuh dengan orang tuanya, saat itu juga
saya sangat kangen dengan Ummi dan Abi saya di Singaraja. Tidak hanya itu, Alex mengatakan saya
terlihat bagus menggunakan jilbab dan mengatakan bahwa jilbab bukan tanda
teroris, padahal mereka berbeda
keyakinan dengan saya, saya sangat terharu dengan cara mereka memperlakukan
kami yang bahkan berbeda bangsa dengan kami.
Transaksi pun selesai, kami berpamitan untuk pulang dan
stella mengantarkan kami sampai di gerbang. Dan kembali kami harus bermacet –
macetan ria di Jalan keluar dari Pantai Sanur. Cukup melelahkan dan saya saya
senang karena bisa berkesempatan mengetahui cara berbisnis dengan Bule.
Tanggal 14 kemarin saya mengharuskan diri untuk
berpamitan, karena ada urusan kuliah yang belum saya selesaikan dan
mengharuskan saya cepat mengurusnya. Di sepanjang perjalanan saya merasa
seperti menjadi orang baru di setiap perjalanan, menjadi orang bodoh yang siap
belajar di tempat baru, dengan orang – orang baru, saya juga merasa beruntung
di perjalanan karena banyak melihat bagaimana kondisi sosial di kota besar
contohnya denpasar, merasa bersyukur bahwa saya masih mempunyai keluarga,
mempunyai saudara yang peduli dengan saya, mempunyai rumah sehingga saya tidak
perlu untuk tidur di emperan ataupun halte toko, kemudian saya di beri anggota
badan yang sehat sehingga saya tidak perlu menggunakan tongkat ataupun kursi
roda untuk beraktivitas. Saya pun bersyukur karena masih bisa meminta uang kepada
Abi untuk beberapa keperluan sehingga tidak perlu mengangkat barang atau
menjual jasa payung seperti anak anak kecil di pasar itu,, di perjalanan saya
sangat merasa bersyukur atas segalanya dan saya pun bertekad untuk mendatangi
kota kota lain dan berbaur sehingga mendapatkan setiap pelajaran dari sebuah
perjalanan.
mbkfah
Denpasar, 14 Agustus 2018
berhasil menghilangkan ketakutan tersesat pulang dari denpasar, satu goal sebelum umur 20 tahun tercapai. !! 😋😋😋😋
0 komentar