Pendekatan Psikologi Tentang Seni Rupa ( Materi 8)

by - 06:51

( Sumber Gambar manualyouth.com)

    Pendekatan Psikologi terhadap Seni lebih cenderung di kaitkan berupa kajian Estetis yang sering kali di kaitkan dengan Perilaku dan Pengalaman Manusia dalam Pengolahan, Penikmatan, ataupun pengaruh Seni.

Para Ahli Psikologi mengenal 2 bentuk Psikologi yakni Psikologi Analitik dan Psikologi Gelstaltim ( The Psychology of Vision, Psikologi Terapan).
Seni Modern merupakan gambaran Pikir masyarakat Industri yang Sekular, Kaum Modernisme berpandangan bahwa kegiatan Seni adalah upaya yang terus menerus menegakkan kualitas Estetis, Paham Modernis inilah yang melahirkan nilai dan Norma yang menjadi Acuan Nilai kebaruan, yang bersifat material, dan ter Indra.  Nilai Keaslian melahirkan Individualitas sekaligus Univesalitas kedua Nilai inilah yang menuntut tingkat kreativitas para Seniman.

Cara yang di lakukan oleh seniman untuk menemukan sesuatu yang baru dan asli adalah dengan melakukan pencarian yang terus menerus.  Dalam perkembangannya seni Modern mengenal berbagai Isme, Madzhab atau Aliran , dalam seni modern selalu terjadi perubahan Aliran, setiap Aliran baru adalah penolakan terhadap aliran sebelumnya seperti contoh Lahirnya Aliran Impressionisme adalah reaksi terhadap kebiasaan melukis dalam studio yang biasa dilakukan oleh pelukis penganut aliran Realisme (menurut Myers,1961 : 387 – 408)
 Bidang Psikologi sudah cukup lama merambah medan bahasan di bidang Seni Rupa. Pandangan dan analisis para psikolog tentang seni terpusat pada sudut pandang kejiwaan yang bisa di ukur dalam tampilan Perilaku. Para Psikolog, Khususnya Psikolog Analitik mengkaji melakui pembagian pembagian model model manusia pelakunya, pembedaaan tersebut lebih kita kenal sebagai Tipe – Tipe Psikologis.
Menurut Jung, Sikap Ekstrovert ditandai dengan libido yang ke Luar,berminat kepada kejadian, orang dan benda ; juga memiliki hubungan seerta ketergantungan terhadap hal tersebut. Ia melakukan hubungan tersebut melalui perasaan, intelek, penginderaan atau intuisinya. Mudah terikat oleh fakta, tidak dapat melihat sesuatu di luar Fakta, menyukai Logika dan keteraturan, lebih tertarik dengan dunia luar, tidak menyukai kesendirian. Adapun Sikap Introvert di tandai dnegan libido yang mengalir kedalam, terpusat pada faktor – faktor subjektif, menarik diri,dan di kuasai kebutuhan dalam. Tidak berminat pada Fakta melainkan kepada Ide atau Gagasan.

Adapun Jung juga merumuskan mengenai Konsep Sikap,
1. Konsep arketif, adalah konsep keseduniaan ( universality) manusia dalam alam nyata dan 
    Imajinasi,gambaran ruhaniah,dari dorongan – dorongan naluri jasmaniah
2.  Konsep Ego dan Self, Ego mencerminkan sikap yang Utama, bertalian dengan Batas dan    
     Identitas, kemampuan perorangan, dan self adalah pertanggung jawaban terhadap
     pengalaman pengalaman simbol simbol keutamaan, perasaan,dan kesadaran.
3. Konsep Individuation, kemampuan untuk memadukan sejumlah aspek proses kesadaran,
    Ketidaksadaran, dan hayalan yang membimbing seseorang kepada kesdaran di luar Ego.
   Kesadaran transendental) bukan semata pengalaman keunikan individualnya

Secara garis besar Ada 4 tipe Pelaku Seni Modern, Diantaranya.
1. Reaslisme, Naturalisme, dan Imperialime.
Tampilan utama yang di latari oleh ketiga aliran ini adalah sesuatu yang nyata, kenyataan inilah yang menuntut unsur pikir karena peniruan bentuk real , natural maupun impression yang adalah peniruan terhadap bentuk bentuk yang ada di alam walaupun nantinya ada penambahan objek tertentu.
2. Superrealisme dan Futurisme
Tampilan Utama yang di latari oleh aliran ini adalah perhatian mereka terhadap nilai nilai Spiritual dalam menanggapi dunia Luar, mereka menggunakan sensasi bentuk nyata dnegan menambahkan unsur – unsur  tampilan yang luar biasa, berlebihan bahkan menampakkan kondisi yang ada di luar dunia Nyata.
3. Fauvisme dan Ekspressionisme
Dalam aliran ini peranan sensasi sangat kuat, karya mereka menampilkan kerinduan terhadap sensasi rasa perseorangan senimannya, seniman seniman ini mengutamakan subjektivitas dirinya dalam mengolah karya.
4. Cubisme, Contrusctivisme dan Functionalisme.
Dalam Kelompok ini intuisi menjadi titik Pusat Konsep Berpikir mereka, mereka menunjukkan keasyikan dalam bentuk bentuk Mujarad atau Abstrak.


You May Also Like

0 komentar