Desain setelah Modernisme ( Materi 9)
Para Kritikus lazim menunjukkan masa
revolusi industri di eropa pada pertengahan abad 18 hingga 19 sebagai pemicu
awal terjadinya perubahan – perubahan mendasar dalam pola kehidupan dan tatanan
masyarakat barat, baik di bidang ekonomi, politik, sosial maupun budaya, pada masa ini dasar kehidupan manusia modern mulai
dibentuk, baik melalui struktur masyarakatnya maupun struktur industrinya. Berbagai perubahan besar besaran melalui struktur masyarakat maupun struktur industrinya terjadi sebagai akibat di
terapkannya alat dana tenaga
permesinan dalam proses
produksi,seperti pendirian parbrik – pabrik tempat kerja yang tempat kerja yang terpisah dari rumah, terciptanya kelas buruh
dalam masyarakat, pertumbuhan kota dana masyarakat sub –urban , serta tumbuhnya konsumerisme dengan meningkatkan taraf hidup dan tersedianya barang barang ,
produksi massa hasil industrialisasi.
( Sumber gambar double9.deviantart.com )
Secara garis besar, kenneth framptom ( 1980), menggolongkan berbagai transformasi wilayah ( urban development,(1800 -1909) dan
transformasi bidang tekhnik ( structure engineering, 1775 – 1939). Faktor
faktor tersebut yang melatarbelakangi
munculnya modernisme, khususnya dalam bidang arsitektur sebagai induk cabang
seni dan desain pada masa itu.
Di dalam konteks perubahan ini pula pengertian “ desain” dalam artian
modern yaitu kegiatan desain yang terpisah dari kegiatan produksinya dan desain
sebagai bagian dari nilai komersial suatu produk, mulai terbentuk. Jika dalam
sejarah kesenirupaan , munculnya aliran
impressionisme pada sekitar tahun
1870 sering dianggap sebagai aliran
peralihan ke arah munculnya seni rupa “ modern”
maka dalam , maka dalam desain dikenal sebagai aliran art nouveau sebagai
aliran peralihan ini atau dalam istillah
penny Sparke disebut “ proto – modernism” yaitu pada sekitar tahun 1900.
di inggris pada pertengahan
abad 19, dengan tokohnya john ruskin dan William Morris , secara umum, kedua
aliran ini sering diartikan sebagai reaksi ideologis terhadap gelombang industrialisasi dan mekanisasi, yang sering
di anggap telah menurunkan mutu desain
dan kebanggan kaum perajin
terhadap barang barang yang di produksi secara massal. Perbedaannya
ialah Art dan Craft Movement lebih berdimensi
sosial dan bersikap anti
industri, yaitu dengan mendirikan gilda
gilda seperti pada jaman abad pertengahan
guna menyelamatkan keterampilan
olah seni, kriya dan Ornamen pada benda benda desain sedang Art Nouveau justru
berusaha memanfaatkan kemajuan teknologi dan kekayaan yang telah di capai oleh
masyarakat industri masa itu.
(sumber gambar abbic314.deviantart.com)
Pemunculan Art Nouveau sebenarnya
sangat di pengaruhi oleh aliran art dan craft movement yang telah
berkembang
Pada sudut pandang etis politis,
Art Nouveau dapat dikatakan bertujuan
menyatukan seni dan teknologi dalam kehidupan sosial sehari hari. Namun
secara praktis dan dari sudut pandang
budaya, aliran ini sering dianggap
sebagai reaksi panik kaum borjuis terhadap dampak
industrialisasi yang semakin dominan ,
yaitu dengan terbentuknya selera pasaran
karena melimpahnya barang barang yang dulunya hanya bisa di konsumsi oleh orang
orang kaya. Dengan semangat revivalisme
Barok dan Rokoko, semangat pemujaan kepada alam, serta pengaruh seni dari Timur khususnya jepang, para perancang
mennjadi sibuk mendekor benda benda atau mengekspoitasi bahan dengan bentuk
bentuk lengkung yang sangat kaya ornamentasinya, hingga aliran ini sering
disebut “ The Feminine Art”
0 komentar